1. Latar
belakang mempelajari ilmu budaya dasar
latar belakang ilmu budaya dasar adalah
sebagai berikut:
·
Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai
suku bangsa, dan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai
aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan (primodial)
kesukuan dan kedaerahan.
·
Proses pembangunan dampak positif dan negatif
berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan
sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari
pembenturan nilai budaya ini akan timbul konflik dalam kehidupan.
·
Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi
menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan
tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang
telah diciptakannya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang
disamping memiliki segi-segi positifnya, juga memiliki segi negatif akibat
dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.
2. Tujuan
mempelajari ilmu budaya dasar
·
Mengenal lebih dalam dirinya sendiri maupun
orang lain yang sebelumnya lebih dikenal luarnya saja
·
Mengenal perilaku diri sendiri maupun orang lain
·
Sebagai bekal penting untuk pergaulan hidup
·
Perlu bersikap luwes dalam pergaulan setelah
mendalami jiwa dan perasaan manusia serta mau tahu perilaku manusia
·
Tanggap terhadap hasil budaya manusia secara
lebih mendalam sehingga lebih peka terhadap masalah-masalah pemikiran perasaan
serta perilaku manusia dan ketentuan yang diciptakannya
·
Memiliki penglihatan yang jelas pemikiran serta
yang mendasar serta mampu menghargai budaya yang ada di sekitarnya dan ikut
mengembangkan budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek moyang leluhur kita
yang luhur nilainya
·
Sebagai calon pemimpin bangsa serta ahli dalam
disiplin ilmu tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan kekotaan sebagai
disiplin ilmu yang kaku
3.
Hubungan manusia
dengan kebudayaan
·
Pengertian Manusia
Manusia Secara bahasa manusia
berasal dari kata “manu”, “mens”, yang berarti berpikir berakal budi atau
makhluk yang berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok atau seorang individu.
·
Pengertian Budaya
Budaya = cultuur (bahasa belanda) =
culture (bahasa Inggris) = tsaqofah (bahasa Arab), berasal dari bahasa Latin
“Colere” yang artinya mengolah, mengerjakan menyuburkan dan mengembangkan,
terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti
culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah
alam”.
·
Hubungan Manusia dan Kebudayaan
Manusia sangat erat kaitannya dengan
kebudayaan. Begitupun sebaliknya. Manusia yang membuat kebudayaan. Dan hampir
setiap tingkah laku manusia itu adalah kebudayaan. Dalam sosiologi manusia dan
kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal. Maksudnya adalah walaupun keduanya
berbeda, tetapi keduanya merupakan suatu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup
manusia agar sesuai dengannya. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam
menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan
individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Dari sisi lain, hubungan antara
manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara
manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialegtis, maksudnya adalah saling
terkait satu dengan yang lainnya. Proses dialegtis ini tercipta melalui tiga
tahap, yaitu:
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana manusia menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana manusia sergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana manusia menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana manusia sergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
4. Manusia
kesusastraan
Karya sastra adalah penjabaran
abstraksi, namun filsafat yang menggunakan bahasa juga disebut abstrasi. Maka
abstrak adalah cinta kasih, kebahagian, kebebasan dan lainnya yang digarap oleh
filsafat. Dalam kesusastraan Ilmu Budaya Dasar dapat dihubungkan meliputi
dengan bahasa, keagamaan, kesusastraan, kesenian, dan lainnya. Mengikuti
pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut diatas maka Ilmu Budaya Dasar dan
Ilmu Sosial Dasar adalah satuan pengetahuan yang dikembangkan sebagai usaha
pendidikan. Konsep-konsep sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja
yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas
dalam ilmu pengetahuan sosial, contohnya keanekaragaman dan konsep kesatuan
sosial bertolak.
Seni adalah sebuah karya atau sastra
yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Ini dikarenakan seni
merupakan ekspresi manusia terhadap sesuatu. Ilmu budaya dasar dinamakan Basic
Humanities, yang berasal dari bahasa inggris yaitu The Humanities, dan bahasa
latin yaitu Humanus yang berarti manusia, berbudaya, dan halus. Maka dari itu
apabila kita mempelajari The Humanities maka kita akan menjadi manusia yang
berbudaya, dan halus. Sedangkan sastra berasal dari kata castra berarti
tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam
tulisan yang ditulis oleh manusia. Seperti catatan ilmu pengetahuan,
kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya. Sastra lebih
mudah untuk berkomunikasi. Karena pada hakikatnya karya sastra merupakan
penjabaran abstraksi. Dan sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang
berkomunikasi. Filsafat juga menggunakan bahasa adalah abstraksi.
5. Ilmu
budaya Dasar yang dihubungkan dengan Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulissan yang dibedakan dengan puisi
karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya
yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa itu sendiri berasal dari
bahasa Latin prosa yang artinya terus terang. Jenis tulisan prosa biasanya
digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karena itu, prosa dapat
digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta
berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dia bagian, yaitu prosa
lama dan prosa baru, prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum
terpengaruh budaya barat, dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa
aturan apapun. Prosa terbagi atas dua jenis, yaitu prosa lama dan prosa baru
sebagai berikut.
Lima komponen dalam Prosa Lama:
1.
Dongeng
2.
Hikayat
3.
Sejarah
4.
Epos
5.
Cerita Pelipur Lara
Lima komponen dalam Prosa Baru:
1.
Cerita Pendek
2.
Roman atau Novel
3.
Biografi
4.
Kisah
5.
Autobiografi
Sumber:
1. http://www.academia.edu/12284929/Latar_Belakang_Ruang_lingkup_ilmu_budaya_Dasar
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya